Profil Desa Pucungroto

Ketahui informasi secara rinci Desa Pucungroto mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Pucungroto

Tentang Kami

Profil Desa Pucungroto, Kaligesing, Purworejo. Jelajahi pesona Desa Wisata berbasis alam di Cangkring Park, kekayaan kuliner unik "Sayur Blibar", serta potensi agribisnis kopi lokal di jantung perbukitan Menoreh yang sejuk dan asri.

  • Pengembangan Desa Wisata Berbasis Alam

    Desa Pucungroto menjadikan wisata alam Hutan Pinus Cangkring Park sebagai motor penggerak ekonomi kreatif dan pariwisata desa.

  • Kekayaan Kuliner Khas dan Unik

    Desa ini merupakan asal dari kuliner langka bernama "Sayur Blibar" yang diolah dari buah Pucung (Kluwek), menjadi daya tarik gastronomi yang otentik.

  • Potensi Agribisnis Kopi Lokal

    Berada di dataran tinggi yang ideal, Pucungroto aktif mengembangkan budidaya dan pengolahan kopi sebagai salah satu komoditas unggulan desa.

XM Broker

Berada di ketinggian perbukitan Menoreh, Desa Pucungroto, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, menjelma menjadi sebuah destinasi yang menawarkan lebih dari sekadar pemandangan alam. Desa ini secara aktif mengintegrasikan potensi bentang alamnya yang memukau dengan kearifan lokal yang unik, terutama dalam bidang kuliner dan agribisnis. Dengan Hutan Pinus Cangkring Park sebagai magnet utamanya, Pucungroto memantapkan diri sebagai desa wisata yang dinamis, di mana setiap sudutnya menyajikan pengalaman otentik bagi pengunjung sekaligus menjadi sumber penggerak ekonomi bagi masyarakatnya.

Geografi dan Kondisi Wilayah

Desa Pucungroto merupakan salah satu dari 21 desa di Kecamatan Kaligesing, yang terletak di bagian timur Kabupaten Purworejo dan berbatasan langsung dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Topografi wilayahnya didominasi oleh perbukitan dengan udara yang sejuk dan segar, berada di ketinggian sekitar 800 meter di atas permukaan laut. Kontur alam ini menjadikan Pucungroto sebagai kawasan yang subur dan kaya akan vegetasi, terutama hutan pinus yang dikelola oleh Perhutani.Luas wilayah Desa Pucungroto tercatat sekitar 1,24 kilometer persegi. Wilayah ini secara administratif berbatasan dengan beberapa desa tetangga. Di sebelah utara, berbatasan dengan Desa Somongari. Di sebelah timur, berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Kulon Progo. Sementara itu, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sudorogo dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Kaligono.Akses menuju Desa Pucungroto dapat ditempuh sekitar 45 menit perjalanan darat dari pusat kota Purworejo. Kondisi jalan yang menanjak dan berkelok menjadi ciri khas perjalanan menuju kawasan Kaligesing. Namun infrastruktur jalan yang terus ditingkatkan oleh pemerintah memastikan konektivitas desa tetap terjaga, mempermudah akses bagi wisatawan dan kelancaran distribusi hasil bumi masyarakat.

Demografi dan Tata Pemerintahan

Berdasarkan data kependudukan, Desa Pucungroto dihuni oleh ratusan jiwa yang tersebar di beberapa dusun. Dengan luas wilayah yang relatif kecil, tingkat kepadatan penduduknya tergolong sedang, memberikan ruang yang cukup untuk pengembangan lahan produktif dan kawasan konservasi. Struktur masyarakatnya sangat lekat dengan nilai-nilai agraris, di mana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, peternak, dan perajin.Seiring dengan berkembangnya sektor pariwisata, terjadi pergeseran dan penambahan jenis mata pencaharian. Kini, sebagian warga juga aktif terlibat sebagai pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, seperti pengelola objek wisata, pedagang kuliner, pemandu wisata, serta penyedia jasa lainnya.Pemerintahan Desa Pucungroto, yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa dan didukung oleh jajaran perangkat desa serta Badan Permusyawaratan Desa (BPD), menunjukkan peran aktif dalam memajukan desa. Kolaborasi antara pemerintah desa dengan lembaga kemasyarakatan seperti Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) menjadi kunci utama dalam merencanakan dan mengeksekusi program-program pengembangan desa, terutama yang berkaitan dengan optimalisasi potensi wisata alam Cangkring Park.

Cangkring Park: Motor Penggerak Ekonomi Desa Wisata

Daya tarik utama dan menjadi ikon Desa Pucungroto ialah Hutan Pinus Cangkring Park. Kawasan hutan pinus yang rindang dan tertata rapi ini telah dikelola secara profesional oleh masyarakat setempat melalui Pokdarwis menjadi sebuah destinasi wisata alam yang menarik. Dengan harga tiket masuk yang terjangkau, pengunjung dapat menikmati suasana hutan yang tenang, sejuk, dan dilengkapi dengan berbagai spot foto menarik yang sangat populer di media sosial.Pengembangan Cangkring Park tidak berhenti pada penataan fisik. Pengelola desa wisata telah merancang paket-paket wisata edukatif yang terstruktur untuk memberikan pengalaman lebih bagi pengunjung. Paket wisata ini mencakup berbagai kegiatan, mulai dari jelajah hutan, edukasi tentang proses pembuatan gula aren, pengenalan kopi lokal, hingga pelatihan pembuatan makanan khas desa. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati pertunjukan kesenian tradisional seperti Jathilan, yang seringkali dipentaskan di area wisata.Kehadiran Cangkring Park terbukti memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat. Banyak warga terlibat sebagai tenaga kerja pengelola, sementara para pelaku UMKM lokal mendapatkan ruang untuk memasarkan produk mereka, mulai dari makanan ringan, minuman, hingga kerajinan tangan. Inisiatif ini merupakan contoh sukses bagaimana sebuah desa mampu mengubah aset alamnya menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan.

Potensi Unggulan: Kuliner Khas "Sayur Blibar" dan Agribisnis Kopi

Selain wisata alam, Desa Pucungroto memiliki keunggulan kompetitif pada sektor kuliner dan agribisnis. Salah satu yang paling unik dan langka ialah Sayur Blibar. Makanan ini merupakan kuliner khas Pucungroto yang tidak dapat ditemukan di tempat lain. Bahan utamanya berasal dari buah Pucung (dikenal juga sebagai kluwek), yang harus melalui proses pengolahan khusus selama beberapa hari untuk menghilangkan racunnya sebelum dapat dimasak. Cita rasanya yang khas menjadikan Sayur Blibar sebagai warisan kuliner bernilai tinggi dan daya tarik gastronomi tersendiri.Di sektor agribisnis, desa ini memiliki potensi besar dalam pengembangan kopi. Lokasinya yang berada di dataran tinggi sangat cocok untuk budidaya kopi, terutama jenis robusta. Para petani kopi di Pucungroto terus didorong untuk meningkatkan kualitas produksi, mulai dari proses penanaman organik hingga teknik pengolahan pascapanen. Meskipun saat ini pengolahannya masih banyak dilakukan secara manual, pemerintah desa dan daerah terus mengupayakan bantuan peralatan agar para petani dapat memproduksi kopi dengan brand lokal "Kopi Pucungroto" secara mandiri dan lebih modern.Di samping dua potensi tersebut, masyarakat juga aktif dalam industri rumahan lainnya seperti pembuatan aneka makanan ringan tradisional (disebut klethik Jawa) dan pengolahan gula aren.

Penutup: Masa Depan Pucungroto sebagai Desa Wisata Terpadu

Desa Pucungroto telah meletakkan fondasi yang kuat sebagai desa wisata yang mandiri dan berkarakter. Keberhasilan mengelola Cangkring Park menjadi bukti kemampuan adaptasi dan inovasi masyarakatnya. Ke depan, tantangan utama ialah menjaga keberlanjutan lingkungan di tengah meningkatnya kunjungan wisata serta meningkatkan standar profesionalisme dalam pelayanan.Arah pengembangan desa ini sangat jelas, yaitu menuju sebuah destinasi wisata terpadu yang mengintegrasikan pesona alam, keunikan kuliner, edukasi agribisnis, dan kekayaan seni budaya. Dengan memperkuat branding "Sayur Blibar" sebagai ikon kuliner dan "Kopi Pucungroto" sebagai produk oleh-oleh unggulan, desa ini tidak hanya akan menarik wisatawan pencari keindahan alam, tetapi juga para penikmat kuliner dan kopi.Melalui sinergi berkelanjutan antara masyarakat, pemerintah desa, dan dinas terkait, Desa Pucungroto berpotensi besar untuk menjadi salah satu destinasi desa wisata terbaik di Kabupaten Purworejo, yang mampu mengangkat perekonomian lokal seraya melestarikan alam dan budaya yang menjadi identitasnya.